Oleh: Ustadz Anung Al Hamat Lc., MPd.I
(Kandidat Doktor Univeritas Ibn Khaldun Bogor)
Para
ulama pakar perbandingan aliran Islam mencatat bahwa Syiah itu ada tiga jenis
golongan. Pertama, Syiah Ghaliyah atau Ghulat yang berpandangan ekstrim
seputar Ali bin Abi Thalib Radhiyallohu anhu, sampai pada taraf
menuhankan Ali atau menganggapnya nabi. Kelompok ini sangat jelas kesesatan dan
kekfirannya. Kedua, Syiah Rafidhah yang mengklaim adanya nash / teks
wasiat penunjukkan Ali sebagai khalifah dan mencaci dan mengkafirkan para
sahabat nabi. Kelompok ini telah meneguhkan dirinya ke dalam sekte Imamiyah
Itsna Asyariyah dan Ismailiyah. Golongan ini disepakati kesesatannya oleh para
ulama, tapi secara umum tidak mengkafirkan mereka. Ketiga Syiah Zaidiyah
yaitu pengikut Zaid bin Ali Zainal Abidin yang mengutamakan Ali Radhiyallohu
anhu atas sahabat lain dan menghormati serta loyal kepada Abu Bakar dan
Umar Radhiyallohu anhu sebagai khalifah yang sah.
Umumnya
ulama Sunni dahulu menerima mazhab Zaidiyah terutama dalam fiqih dan
hadits, seperti penerimaan kitab Naylul Awthar (syarah hadits) dan Irsyad
al-Fuhul (ushul fiqih) karya Imam As Syaukani dan Subul as-Salam Syarh
Bulughl al-Maram karya Imam As-Shan’ani. Tetapi tokoh Sunni seperti
Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy’ari pendiri sekaligus Rais Akbar Nahdhatul
Ulama, menolaknya dan menyatakan mazhab Imamiyah dan Zaidiyah kedua duanya
tidak sah diikuti umat Islam dan tidak boleh dipegang pendapatnya sebab
mereka adalah ahli bid’ah. (Buku panduan MUI, Mengenal dan Mewaspadai
Penyimpangan Syiah di Indonesia, hal 33-34).
Namun
bagaimana Syiah Zaidiyah hari ini? Berikut ini kami tampilkan tulisan pengasuh
Yayasan Pesantren Al Islam Bekasi, yang juga peneliti aliran-aliran sesat
Ustadz Anung Al Hammat Lc. MPd.I, berjudul “Sekelumit
tentang Syiah Zaidiyah”.
Dengan
segala kesesatan dan penyimpangannya Syi’ah Zaidiyah dinyatakan sebuah sekte
yang paling dekat dengan Ahlus Sunnah. Hal ini dikarenakan mereka tidak
bersikap ekstrim sebagaimana kelompok Syi’ah lainnya. Namun apakah ini berlaku
untuk seterusnya?
Syi’ah
Zaidiyah dinisbatkan kepada Zaid bin Ali Zainal Abidin. Ali Zainal Abidin yang
merupakan ayahandanya termasuk sosok yang cinta kepada para sahabat seperti Abu
bakar, Umar dan Utsman. Bahkan beliau menilai kalangan yang senantiasa mencaci
maki para sahabat merupakan kalangan yang melecehkan Islam dan bukan bagian
dari Islam. Pemahaman ayahnya tersebut rupanya diikuti oleh anaknya, Zaid bin
Ali. Zaid bin Ali Zainal Abidin merupakan sosok yang ‘alim, taqwa, pemberani,
senatiasa berpegang kepada Al Qur’an dan Sunnah.
Karena
sikapnya yang mengikuti jejak langkah ayahnya dalam mencintai para sahabat
inilah yang kemudian beliau dikhianati dan ditinggalkan oleh pengikutnya.
Hingga yang tersisa dengan beliau hanya tinggal 500 orang. Sebagian kalangan
menyatakan bahwa sempat terjadi interaksi antara Zaid dan Washil bin ‘Atha
seorang tokoh Mu’tazilah. Sehingga dalam beberapa hal Zaid terpengaruh oleh
pemikiran Washil.
Ahmad bin
‘Isya bin Zaid yang merupakan cucu dari Zaid tinggal di Irak dan banyak
berinteraksi dengan murid-murid Abu Hanifah. Dengan demikian ada kalangan yang
menyimpulkan bahwa dari sisi akidah Syi’ah Zaidiyah ada kemiripan dengan
Mu’tazilah dan dalam masalah fikih lebih dekat kepada madzhab Hanafi.
Secara
ringkas berikut ini adalah aqidah Syi’ah Zaidiyah, yang sesungguhnya sama
dengan keyakinan Mu’tazilah:
- Tauhid
- Keadilan
- Manzilah bainal manzilatain; pelaku dosa besar tidak dikafirkan akan tetapi berada di antara posisi
- Realisasi ancaman; Allah Ta’ala akan memasukan para pelaku dosa besar ke neraka dan kekal di dalamnya.
- Amar ma’ruf dan nahi munkar.
Meskipun
ada perbedaan antara Syi’ah Zaidiyah dan Syi’ah Imamiyah, namun kalangan Syi’ah
Zaidiyah pada masa kini sudah menyelisihi pendahulunya. Selain di antara mereka
ada yang menyatakan kemaksuman Fatimah, Ali, Hasan dan Husain juga seperti yang
dinyatakan Sahrasytani dalam kitabnya ‘al Milal wa an Nihal’; kebanyakan dari
Syi’ah Zaidiyah banyak yang mencela para sahabat sebagaiaman yang dilakukan
kalangan Imamiyah.
Shalih
bin Mahdi al Muqbili yang merupakan seorang tokoh Yaman menyatakan; kalangan
Zaidiyah tidak mempunyai kaidah yang baku kadang mereka mencela sebagian
sahabat seperti Abu Hurairah, Jarir al Bajali dan Ummu Habibah. Hal ini karena
mereka menganggap bahwa para sahabat tersebut meriwayatkan hadits-hadits yang
bertentangan dengan hawa nafsu mereka. Namun ketika riwayatnya sesuai dengan
mereka, maka mereka menerimanya.
Bukti
lain dari pergeseran Syi’ah Zaidiyah saat ini yang semakin merapat kepada
Syi’ah Imamiyah adalah mereka menyatakan bahwa kepemimpinan harus melalui
jalur keturunan Fatimah. Dan masih banyak lagi kemiripan mereka dengan
Imamiyah selain yang sudah disebutkan. Merapatnya kalangan Syi’ah Zaidiyah
semakin terlihat pasca revolusi Iran yaitu pada tahun 1979. Sumber (arrahmah.com)
Agen Taruhan Sabung Ayam Online Terpercaya Indonesia!
ReplyDeleteSabung Ayam S128 | SV388 | Kungfu Chicken
Tersedia Smartphone Aplikasi Untuk Android / iOS.
Minimal Deposit / Withdraw Hanya Rp.50.000,- Langsung Saja Gabung Dengan Kami www. bolavita. site
Hubungi Customer Service Kami Untuk Info Lengkap (24 Jam ) :
BBM: BOLAVITA
WA: +62812-2222-995
Line : cs_bolavita